Kamis, 29 Oktober 2015

MEMBIASAKAN DIRI BERPERILAKU TERPUJI (TOBAT DAN RAJA')

MEMBIASAKAN PERILAKU TERPUJI (TAUBAT dan RAJA’)



Taubat


1. Pengertian taubat
Yang dimaksud dengan taubat masa sekarang: meninggalkan secara langsung dosa yang sedang dilakukan. Adapun taubat masa yang akan datang: bertekad untuk tidak melakukan kembali .
Taubat ada tiga macam: Taubat umum (‘Am), taubat khusus Khâsh, dan taubat paling khusus (khawwâshul khawwâsh).
Taubat umum adalah taubat dari maksiat, yaitu taubat orang-orang yang bermaksiat.
Taubat khusus adalah taubat dari taubat umum, taubat ini adalah taubatnya para Nabi terdahulu.
Taubat paling khusus adalah taubat dari perhatian terhadap selain Allah swt, ini adalah taubatnya Rasulullah saw dan Ahlul bait (sa). Jadi taubat mereka adalah kembali kepada Allah dari pandangan kepada selain Allah. Istilah taubat ini dikenal di kalangan ahli suluk.

Syarat-syarat taubat

1. Menyesal atas segala perbuatan dosa yang pernah dilakukan.

2. Mensucikan din dan perbuatan maksiat yang sudah dilakukan. Kerana tidak ada ertinya bertaubat jika dosa masih terus dikerjakan.

3. Bertekad dengan sungguh-sungguh bahawa tidak akan mengulanginya lagi, selama hayat dikandung badan, sampai mengucapkan selamat tinggal pada dunia yang fana ini.
Syarat diterimanya taubat yaitu:

a. Ikhlas. Artinya, taubat pelaku dosa harus ikhlas semata-mata karena Allah, bukan karena lainnya.

b. Menyesali dosa yang telah diperbuatnya.

c. Meninggalkan sama sekali maksiat yang telah dilakukannya.

d. Tidak mengulangi. Artinya, seorang muslim harus bertekad tidak mengulangi perbuatan dosa tersebut.

e. Istighfar. Yaitu memohon ampun kepada Allah atas dosa yang dilakukan terhadap hakNya.

f. Memenuhi hak bagi orang-orang yang berhak, atau mereka melepaskan haknya tersebut.

g. Waktu diterimanya taubat itu dilakukan di saat hidupnya, sebelum tiba ajalnya. Sabda Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam : “Sesungguhnya Allah akan menerima taubat seorang hambaNya selama belum tercabut nyawanya.” (HR. At-Tirmidzi, hasan).


2. Contoh perilaku taubat

Diantara contoh dan tanda orang yang bertaubat adalah : Lebih berhati-hati dalam melakukan sesuatu disebabkan takut terjerumus lagi ke dalam dosa. Selain itu orang yang bertaubat akan lebih giat beramal karena merasa khawatir dosanya belum diampuni oleh Allah Swt.


3. Membiasakan taubat dalam kehidupan sehari-hari
Taubat itu dilakukan setiap kita melakukan dosa, akan tetapi tentunya dosa yang berbeda. Bahkan kita harus bertaubat kepada Allah setiap saat karena mungkin saja ada dosa yang tidak terasa kita lakukan sehingga memerlukan pembersihan atau taubat.



Raja’


1. Pengertian raja’

Roja’ berarti mengharapkan sesuatu dari Allah swt. Ketika berdo’a maka kita harus penuh harap bahwa do’a kita akan dikabul oleh Allah Swt.

2. Peranan roja’

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan: “Ketahuilah sesungguhnya penggerak hati menuju Allah ‘azza wa jalla ada tiga: Al-Mahabbah (cinta), Al-Khauf (takut) dan Ar-Rajaa’ (harap). Yang terkuat di antara ketiganya adalah mahabbah. Sebab rasa cinta itulah yang menjadi tujuan sebenarnya. Hal itu dikarenakan kecintaan adalah sesuatu yang diharapkan terus ada ketika di dunia maupun di akhirat. Berbeda dengan takut. Rasa takut itu nanti akan lenyap di akhirat (bagi orang yang masuk surga, pent). Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Ketahuilah, sesungguhnya para wali Allah itu tidak ada rasa takut dan sedih yang akan menyertai mereka.” (QS. Yunus: 62) Sedangkan rasa takut yang diharapkan adalah yang bisa menahan dan mencegah supaya (hamba) tidak melenceng dari jalan kebenaran. Adapun rasa cinta, maka itulah faktor yang akan menjaga diri seorang hamba untuk tetap berjalan menuju sosok yang dicintai-Nya. Langkahnya untuk terus maju meniti jalan itu tergantung pada kuat-lemahnya rasa cinta.

3. Roja’ yang terpuji

Syaikh Al ‘Utsaimin berkata: “Ketahuilah, roja’ yang terpuji hanya ada pada diri orang yang beramal taat kepada Allah dan berharap pahala-Nya atau bertaubat dari kemaksiatannya dan berharap taubatnya diterima, adapun roja’ tanpa disertai amalan adalah roja’ yang palsu, angan-angan belaka dan tercela.” (Syarh Tsalatsatu Ushul, hal. 58)

4. Roja’ adalah ibadah

Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Orang-orang yang diseru oleh mereka itu justru mencari jalan perantara menuju Rabb mereka siapakah di antara mereka yang bisa menjadi orang paling dekat kepada-Nya, mereka mengharapkan rahmat-Nya dan merasa takut dari siksa-Nya.” (QS. al-Israa’: 57) Allah menceritakan kepada kita melalui ayat yang mulia ini bahwa sesembahan yang dipuja selain Allah oleh kaum musyrikin yaitu para malaikat dan orang-orang shalih mereka sendiri mencari kedekatan diri kepada Allah dengan melakukan ketaatan dan ibadah, mereka melaksanakan perintah-perintah-Nya dengan diiringi harapan terhadap rahmat-Nya dan mereka menjauhi larangan-larangan-Nya dengan diiringi rasa takut tertimpa azab-Nya karena setiap orang yang beriman tentu akan merasa khawatir dan takut tertimpa hukuman-Nya

5. Roja’ yang disertai dengan ketundukan dan perendahan diri

Syaikh Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata: “Roja’ yang disertai dengan perendahan diri dan ketundukan tidak boleh ditujukan kecuali kepada Allah ‘azza wa jalla. Memalingkan roja’semacam ini kepada selain Allah adalah kesyirikan, bisa jadi syirik ashghar dan bisa jadi syirik akbar tergantung pada isi hati orang yang berharap itu…” (Syarh Tsalatsatu Ushul, hal. 58)

6. Mengendalikan roja’

Sebagian ulama berpendapat: “Seyogyanya harapan lebih didominasikan tatkala berbuat ketaatan dan didominasikan takut ketika muncul keinginan berbuat maksiat.” Karena apabila dia berbuat taat maka itu berarti dia telah melakukan penyebab tumbuhnya prasangka baik (kepada Allah) maka hendaknya dia mendominasikan harap yaitu agar amalnya diterima. Dan apabila dia bertekad untuk bermaksiat maka hendaknya ia mendominasikan rasa takut agar tidak terjerumus dalam perbuatan maksiat.
Sebagian yang lain mengatakan: “Hendaknya orang yang sehat memperbesar rasa takutnya sedangkan orang yang sedang sakit memperbesar rasa harap.” Sebabnya adalah orang yang masih sehat apabila memperbesar rasa takutnya maka dia akan jauh dari perbuatan maksiat. Dan orang yang sedang sakit apabila memperbesar sisi harapnya maka dia akan berjumpa dengan Allah dalm kondisi berbaik sangka kepada-Nya. Adapun pendapat saya sendiri dalam masalah ini adalah: hal ini berbeda-beda tergantung kondisi yang ada. Apabila seseorang dikhawatirkan dengan lebih condong kepada takut membuatnya berputus asa dari rahmat Allah maka hendaknya ia segera memulihkan harapannya dan menyeimbangkannya dengan rasa harap. Dan apabila dikhawatirkan dengan lebih condong kepada harap maka dia merasa aman dari makar Allah maka hendaknya dia memulihkan diri dan menyeimbangkan diri dengan memperbesar sisi rasa takutnya. Pada hakikatnya manusia itu adalah dokter bagi dirinya sendiri apabila hatinya masih hidup. Adapun orang yang hatinya sudah mati dan tidak bisa diobati lagi serta tidak mau memperhatikan kondisi hatinya sendiri maka yang satu ini bagaimanapun cara yang ditempuh tetap tidak akan sembuh.” (Fatawa Arkanil Islam, hal. 58-59)

Sabtu, 26 September 2015

PENGERTIAN DAN FUNGSI SENI

A. Pengertian Seni

Seni adalah symbol dari perasaan. Selain itu, seni juga dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan yakni bentuk yang dapat membingkai perasaan keindahan dan perasaan keindahan itu dapat menangkap harmoni atau satu kesatuan dari bentuk yang disajikan. Dari pernyataan di atas, dapat diperoleh tiga definisi dari seni, yaitu :

1. Menurut Plato, Aristoteles, dan Plotinos (Filsafat Yunani Kuno)
Didalam Trori Mimesis, seni adalahtiruan atau meniru alam.

2. Menurut Susanne K. Langer
Didalam Teori Ekspresi Seni Modern, seni adalah ungkapan atau ekspresi emosi atau perasaan sang seniman.

3. Menurut David Hume, Berkeley, dan Shafttesbury (Aliran Empirisme Inggris)

Didalam Teori “Cita Rasa”, seni bukanlah keindahan didalam objek-obejek melainkan pengalaman atau perasaan seorang subjek.
Sekarang, mari kita perhatikan definisi seni menurut beberapa sumber.

1. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, seni diartikan 1) halus, kecil dan halus, tipis dan halus, lembut dan enak didengar, mungil dan eok; 2) keahlian membuat karya yang bermutu (dilihat dari segi kehalusan dan keindahannya); 3) kesanggupan akal untuk menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi (luar biasa); orang yang berkesanggupan luar biasa.

2. Dalam ensiklopedia Encarta, seni (art) diartikan sebagai hasil dari daya kreativitas manusia yang dibentuk untuk menyampaikan ide, perasaan. Dan kebutuhan-kebutuhan visual manusia.

3. Ki Hajar Dewantara mendefinisikan seni sebagai perbuatan manusia yang timbul dari perasaannya dan bersifat indah sehingga dapat menggerakkan jiwanya.
4. Dharmawan mendefinisikan bahwa karya seni adalah media ekspresi bagi pembuatnya.

5. Eugene Vernon dalam buku Aesthetics, mendefinisikan sei sebagai manifestasi atau perwujudan dari emosi atau perasaan yang mendapat interprestasi dari luar (Art is the manifestasion of emotion obtaining external interpretation)

6. Eric Kahler mendefinisikan seni sebagai aktivitas manusia yang mengekplorasi dan karenanya menciptakan realitas atau kenyataan baru yang melampaui akal dan menyajikannya secara simbolis dan metafora sebagai suatu dunia-kecil yang mencerminkan keseluruhan alam-semesta

7. Raymond F. Piper dan Paul W. Ward dalam The Fleds and Methods of Knowledge: A Textbook in Orientation and Logic menyatakan bahwa kegiatan/aktivitas apapun yang dirancang untuk mengubah bahan alami menjadi benda-benda yang berguna atau indah, atau kedua-duanya adalah seni

8. The Liang Gie dalam buku Filsafat Seni, karya seni dapat dikatakan sebagai suatu usaha untuk mengabadikan pengalaman keindahan (estetis) yang disukai apalagi dalam usaha agar pengalaman tersebut dapat “ditangkap” atau dinikmati oleh orang lain juga.

9. Akhdiat K. Mihardja menyatakan seni adalah kesenian manusia yang merefleksikan kenyataan dalam sesuatu karya yang berkat bentuk isinya mempunyai daya untuk membangkitkan pengalaman dalam alam rohani si penerimanya.
Dari definisi-definisi di atas, kita temukan bahwa kata seni (art) sebenarnya menunjuk pada apa saja yang telah dibuat manusia, yakni segala hasil karya tangan manusia yang mempunyai "nilai keindahan" (estetis) seperti lemari, rumah, jembatan, rumah ibadah, pesawat terbang, mobil, dan perahu. Dengan demikian, dapat kita simpulkan beberapa ciri dari seni, yakni bahwa seni merupakan ekspresi jiwa, ide, emosi, dan perasaan manusia.


B. Fungsi Seni
Seni terwujud melalui keterampilan atau daya kreativitas manusia dalam bentuk karya-karya yang bersifat indah (estetis) dan simbolis. Berikut uraian tentang fungsi-fungsi dari seni.

1. Sarana Ekspresi Jiwa
Melalui karya-karya seni, para penciptanya mengungkapkan ide dan perasaannya tentang manusia dan alamnya. Seni yang berfungsi sebagai media ekspresi seniman tidak untuk hal yang komersial. Contohnya musik kontemporer, tari kontemporer, seni rupa kontemporer yang tidak bisa dinikmati pendengar atau penonton umum hanya bisa dinikmati seniman dan komunitasnya.

2. Sarana Ritual
Seni sering kali juga dipakai sebagai sarana untuk mendekatkan manusia dengan Sang Pencipta yakni Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, seni digunakan untuk sebuah upacara kelahiran, kematian, ataupun pernikahan. Contoh:

a. Bangunan candi yang dipakai sebagai tempat ibadah dan kuburan.

b. Pertunjukan wayang wong di Yogyakarta, yang biasa dilakukan untuk upacara kemakmuran/ kesuburan, seperti perkawinan.

c. Pertunjukan Tari Baris Gede di Bali, yang digelar di pura bagian paling dalam jeroan dan ada tempat hadirnya para dewa (pelinggih).

d. Pertunjukan Tari Hudoq di Kalimantan, yang dipakai dalam upacara keagamaan masyarakat Suku Dayak Bahau dan Modang.

e. Pertunjukan (teater) Calon Arang di Bali yang biasa dilakukan sebagai upacara keselamatan, yakni upacara mengusir wabah

f. Pertunjukkan gamelan Luwang, Angkung, dan Gambang yang dimainkan pada upacara Ngaben di Bali.


g. Pertunjukkan gamelan Kodhok Ngorek dan Monggang yang dimainkan di Jawa saat upacara pernikahan dan upacara keraton.

3. Sarana Pendidikan
Seni sebagai media pendidikan misalnya musik. Contohnya ansambel, angklung, dan gamelan yang bernilai pendidikan karena dalam kesenian tersebut mempunyai nilai sosial, kerja sama, dan disiplin.

4. Sarana Komunikasi
Suatu pertunjukkan seni dapat digunakan sebagai komunikasi atau kritik sosial melalui media seni tersebut. Misalnya wayang kulit, wayang orang, seni teater, atau syair sebuah lagu yang mempunyai pesan.

5. Sarana Hiburan, baik bagi Banyak Orang maupun bagi Diri Si Penciptanya
Seni dalam banyak hal adalah sarana hiburan manusia yang paling utama. Dengan menikmati seni, orang sejenak melupakan rutinitasnya dan memanjakan dirinya dengan berbagai kreasi estetika manusia. Perhatikan bagaimana orang menikmati sajian musik, baik mefalui radio, televisi, tape atau bahkan melalui berbagai konser, bagaimana para pemusik menikmati sentuhan jari-jari tangannya pada sebuah alat musik.

6. Sarana Ekonomi
Saat ini, seni tidak lagi hanya sebatas sarana ekspresi dan hiburan semata. Seni juga menjadi media manusia untuk memenuhi kebutuhan ekonominya. Contoh para seniman profesional seperti penyanyi. Mereka merekam lagu-lagu karyanya dalam bentuk kaset atau CD dan menjualnya di toko-tokomusik. Hasilnya, merekamendapatkankeuntungan ekonomi.


SUMBER : BUKU KELAS X (SENI MUSIK)